Hijau

Kau harus menjelma bagai beriak
Agar mereka menandai hilir itu tak dalam
Karena griya yang kau adakan tak pernah ingin kutenggelamkan
Kenyataannya sebelum sampai senja tiba, kau bahkan telah meniadakan

Kau menjelma lagi menjadi hening
Hingga malam menjadi sebuah petanda
Bahwa di sana tersedia tawa
Tibalah saat kau menjadi jawaban pada sebuah harapan pemecah sepi

Bukan lagi tentang gulma yang menjalar masuk
Tapi kamu, aku, yang telah genap menjadi angka
Lalu menjelma bagai ablasi
Merajut isyarat lewat ketidakinginan

Bukan juga tentang hujan yang menuai sendu
Melainkan kamu sebagai sosok asli kegenapan
Membawa huru hara untuk sebuah harga
Mengganti tandus menjadi telaga jingga di ufuk barat ~
4 Juni 2016, 06.00

Comments

Popular Posts